Perencanaan sesungguhya berkaitan dengan faktor-faktor produksi atau
sumber daya yang terbatas, untuk dimanfaatkan mencapai hasil yang
optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal perencanaan
wilayah, pentingnya perencanaan disebabkan faktor-faktor sebagai
berikut:
Pertama, banyak di antara potensi wilayah yang terbatas jumlahnya
dan juga tidak dapat dapat diperbaharui. Kalaupun ada yang masih
mungkin untuk diperbarui akan memerlukan waktu yang cukup lama dan
biayanya cukup besar. Bayangkan jika potensi wilayah ini tidak
direncanakan penggunaannya dengan baik, maka akan terjadi semacam
kepunahan potensi. Potensi yang dimaksud antara lain menyangkut luas
wilayah, sumber air bersih yang tersedia, bahan tambang yang sudah
terkuras, luas hutan penyangga yang menciut, luas jalur hijau yang
menciut, tanah longsor, atau permukaan tanah yang terkena erosi.
Kedua, kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia. Perencanaan kembali diperlukan agar tidak terjadi perubahan yang tak terkendali. Jika hal itu telah terjadi walaupun kemudian diketahui bahwa hal itu salah, akan sulit untuk mengembalikannya pada keadaan semula yang dapat ditoleransi.
Ketiga, kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan
sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali. Hal ini misalnya
adanya penggunaan lahan yang tidak terencana ataupun salah dalam
perencanaan. Walaupun kemudian diketahui dampaknya negatif tetapi sulit
untuk diperbaiki atau ditata kembali. Hal ini terjadi karena dalam
penggunaan lahan telah melekat berbagai kepentingan yang tidak ingin
dilepas oleh pengguna lahan tersebut. Misalnya, masyarakat yang sudah
terlanjur membangun rumah di jalur hijau atau daerah yang terkena
banjir tahunan.
Keempat, Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya
manusia di masa lalu adalah aset yang harus dimanfaatkan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam jangka panjang dan bersifat
langgeng. Untuk mencapai hal ini maka pemanfaatan aset itu haruslah
direncanakan secara menyeluruh dengan cermat.
Kelima, tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari
masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut, di mana kedua hal
tersebut adalah saling mempengaruhi. Masyarakat yang tidak berdisiplin
(tidak mematuhi aturan yang berlaku) cenderung membuat wilayahnya tidak
tertata, tetapi di sisi lain wilayah yang tidak tertata juga cenderung
membuat masyarakatnya tidak disiplin.
By. fitrawan umar
diposkan oleh Bendoet Kabarbagus
on PLANULA
1 Comment:
bahaya tuh kota tanpa perencana, pasti tak berbentuk deh
Post a Comment