Assalamu Alaikum Wr Wb
Segala puji kepada ALLAH SWT Tuhan yang merajai langit dan bumi serta setiap jengkal alam semesta ini Salam dan shalawat kepada Nabiullah Muhammad SAW.
Membongkar-bongkar lemari tidak sengaja menemukan secarik kertas, kertas yang selama ini saya cari mungkin nilainya tidak lebih dari sekedar kertas kumal, tapi tulisan dan corat-coret di dalamnya lah yang membuat saya mencari-carinya, kertas ini berisi hasil diskusi dan debat dengan seorang teman SD yg kuliah di universitas di Madinah, dia orang yang begitu memahami banyak hal mengenai fiqh dan sejarah mengenai orang termulia Muhammad bin Abdullah, SAW. Tahun 2006 lalu dia datang ke Makassar lewat email yang dia kirim akhirnya kami janjian ketemuan di masjid kampus ba’da Ashar. awalnya kami cuma bercerita dan mengenang masa SD dulu, tapi tiba-tiba saya berfikir untuk menanyakan sesuatu “Rim, menurut mu apa teladan yang di contohkan Rasulullah kepada umatnya mengenai perencanaan kota dan wilayah”. diapun membalas dengan bahasa yang sudah bisa saya tebak “sungguh terdapat teladan yang nyata dalam diri Rasulullah”
Kami pun melanjutkan diskusi dengan nada serius, Rasulullah SAW membangun kota dan wilayah secara konkrit ketika Rasulullah SAW berhijrah ke madinah, hal yang pertama ketika beliau datang adalah membangun masjid (Masjid Quba) kenapa masjid? ada 2 hal yang menyebabkan masjid yang di pilih sebagai awal perencaan wilayah:
1. Masjid tempat kita shalat tempat memohon, masjid lah tempat shalat tiangnya agama, tiang, maka masjid dapatlah dikatakan tiang yang menyangga atap dan berlindungnya lantai, lanjut dia tianglah yang menjadi pembatas antara atap (akhirat) dan lantai (dunia) kalau tak ada tiang maka kita mungkin akan kesulitan menafsirkan mana atap dan yang mana tiang, tiang juga menyediakan ruang antara atap dan lantai itulah ruang untuk muamalah dan juhada. jadi Rasulullah SAW tahu bahwa ketika ingin membangun kota dan wilayah bangun lah dulu jiwa masyarakatnya, bangunlah semangat muamalah dalam mengejar dunia namun sediakan pula ruang untuk diri mu untuk juhada dalam mengejar Ridha ALLAH SWT, tanpa itu kita akan memiliki ruang (kota dan wilayah) yang akan di isi dengan orang yang pemalas yang enggan mengejar dunia karena lebih memilih akhiratnya dan orang rakus karena hanya mengejar dunia.
2. Masjid tempat orang berkumpul dan bermajelis , akan sangat gampang melakukan konsilidasi terhadap semua orang, membicarakan banyak rencana, satu keistemewaan masjid adalah tempat di mana orang lebih bisa berfikir jernih karena orang yang ke masjid pastilah dalam keadaan menjaga wudhu-nya
“Sungguh dalam diri Rasulullah terdapat keteladanan dalam dirinya” celetuknya.
Setelah Rasulullah SAW membangun masjid sebagai sarana mempersiapkan masyarakat yang madaniah (masyarakat yang berpendidikan dan berakhlak) Rasulullah SAW kemudian membangun Baitul Mal, “Anta tau wan kenapa baitul mal?” tanya nya singkat kepadaku lantas dengan sedikit ilmu yang kupunya ku jawab “Baitul Mal kan tempat menyimpan semua zakat,infaq dan shadaqoh, yah sebagai bentuk rasa prihatin yang kaya terhadap yang miskin supaya kota dan wilayah yang di huni dapat menjadi kota yang nyaman untuk di huni siapa pun” lantas dia menjawab “Betul tapi bukan itu intinya wan” ketika awal masjid dibangun itu untuk membentuk moral dan jiwa masyarakat suatu kota maka Baitul Mal lah penjaga moral dan jiwa yang di bentuk “Tahu kenapa wan?” saya cuma bisa menggeleng kepala. Orang miskin dan lapar lebih dekat dengan ke kufuran pernah dengar? saya hanya bisa menganggukkan kepala. Baitul Mal adalah tempat di mana orang kaya memberikan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang miskin dan fakir, tujuannya tidak hanya karena itu kewajiban tapi tujuannya untuk mengurangi orang miskin yang punya potensi menjadi kafir, Maka tak ada kota dan wilayah yang akan bertahan dengan keadaan yang nyaman, aman dan tenteram ketika orang miskin masih banyak di tengah kota mu, maka jagalah tidak ada orang miskin didalam kota tersebut atau kalau itu sulit jagalah agar orang miskin berkurang bukan malah bertambah atau jagalah orang miskin merasa masih terus di jaga dan masih merasa punya saudara yang bisa membantunya ini salah satu statemen yang membuat saya merinding karena rasanya ini lah yang banyak hilang dari diri kita sehari-hari. Baitul Mal juga sebagai Kas Negara yang menjadi motor penggerak pembangunan, yang membiayai pembangunan drainase, air bersih dan fasilitas lainnya, Rasulullah SAW membangunnya dengan dana yang halal dan di kerjakan dengan transparansi yang baik.
setelah masjid dan baitul mal Rasulullah SAW lantas membangun pasar, jalan, drainase dan fasilitas penunjang lainnya. dalam konsep pengembangan kota madinah dan makkah pada zaman Rasulullah SAW tidak di jumpai sistem kluster yang memisahkan kawasan kumuh dan kawasan elit “Antum tau wan?” pada saat itu orang kaya merasa perlu berdekatan karena merasa puanya tanggung jawab terhadap saudaranya. tidak ada kesenjangan antara yang kaya dan miskin.
Rasulullah SAW merencanakan kota dan wilayah di mulai dengan membangun jiwa dan moral masyarakatnya, ketika jiwa dan moral itu sudah dapat di bangun maka jiwa dan moral itu kemudian di jaga dengan baik agar dapat menciptakan sistem perkotaan dan wilayah yang baik.
Kota tidak hanya mengenai arsitek yang bagus, fisik yang molek dan cantik tapi kota adalah sistem yang menjembatani antara dunia dan akhirat, menjembatani kaya dan miskin, menjembatani pengembangan moral masyarakatnya dan yang pasti kota lah tempat kita berbagi harta, ilmu, pendapat dan lainnya.
begitulah Rasulullah SAW memuliahkan Ummatnya karena sungguh Dia adalah seorang makhsum dan “Sungguh dalam diri Rasulullah SAW terdapat teladan yang nyata”
Aku sungguh merindukanmu sahabat…rasanya masih banyak hal yang ingin saya diskusikan dengan mu, tp yah..mungkin Allah SWT sang khadiral munjalil begitu sayang padamu hingga DIA ingin kau segera menghadapnya
Tulisan ini saya dedikasikan khusus buat sahabat saya Nur Karim Ahmatullah…
by.