Wednesday, March 30, 2011

Kampung Sebagai Ruang Publik

Kampung diidentifikasikan oleh masyarakat pada umumnya dengan tempat atau daerah yang kumuh dan sempit. Kampung di dalam kota khususnya Jakarta telah semakin tergeser keberadaannya ditutup dengan berbagai ruang public modern yang terbentuk di dalam kota. Harus kita sadari sebenarnya orang yang tinggal di kampung tidak kalah banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan orang yang tinggal di kota besar. Kampung dapat menjadi ruang permukiman warga asli ( pribumi ) ataupun pendatang dari luar kota Kampung juga merupakan wadah masyarakat tersebut berkumpul dan beraktivitas setiap harinya sehingga kampung juga termasuk ke dalam ruang public. Kampung sebagai ruang publik diartikan sebagai ruang bersama yang dapat digunakan oleh bersama atau masyarakat umum untuk berbagai keperluan atau kegiatan.Sebenarnya kampung di dalam kota keberadaannya dapat menjaga keseimbangan kekuatan fisik dan sosial budaya. Kontras dengan pemandangan kota yang maju dengan ruang publiknya seperti mal atau pusat perbelanjaannya, di kampung biasanya kita bisa menemukan usaha sektor informal mulai dari warung tegal, warung nasi padang, bengkel sepeda motor, dan berbagai jenis usaha kecil lainnya. Kampung dengan berbagai kesederhanaannya dapat menghasilkan kenyamanan tersendiri bagi penghuninya..
Beberapa jenis ruang bersana di kampung yang dapat diidentifikasikan menurut pembentukannya, yaitu :

a. Ruang bersama sebagai simpul aktivitas
Di dalam kampung terdapat ruang bersama untuk aktivitas budaya seperti mesjid, mushola, serta tempat pendidikan keagamaan. Ikatan sosial warga dari kampung dengan berbagai aktivitas soaialnya dapat menggunakan ruang bersama tersebut. Ruang bersama itu terbentuk karena dorongan tekanan sosial seperti globalisasi ( misalnya narkoba ) yang kuat sehingga memotivasi warga untuk mewujudkan suatu organisasi sosial kampung sebagai wadah mereka untuk berkomunikasi. Lalu karena terlalu banyaknya aktivitas mereka maka warga berinisiatif menciptakan ruang bersama baru sebagai simpul interaksi warga. Kompleksitas fungsi ruang bersama tergambar dalam berbagai jenis ruang yang ada dan melengkapi sistem kehidupan di kampung. Publik space tersebut menjadi bagian terpenting untuk warga berinteraksi. Terbentuknya beberapa ruang bersama tersebut diatas, merupakan budaya baru sebagai bentuk fasilitas umum dan sosial masyarakat kampung yang berkembang menuju modern dimana ruang bersama tersebut dibangun atas dasar partisipasi warga sendiri. Ikatan keruangan yang menjadi dasar kehidupan bermasyarakat di kampung ditumbuhkan melalui kebersamaan membuat ruang untuk keperluan bersama. Artinya ruang-ruang tersebut merupakan respon masyarakat dalam membentuk keruangan terhadap adanya perubahan lingkungan yang mengancam keberadaan kampung baik secara fisik maupun sosial. Perubahan sosial budaya masyarakat akibat perkembangan kota sehingga menyebabkan beberapa budaya local tersisih dapat dipertahankan kembali melalui ruang sosial tersebut.

b. Ruang sirkulasi
Jalan dan gang merupakan alternative sebagai ruang bersama adalah ciri dari masyarakat kampung. Jalan tidak hanya berfungsi sebagai sirkulasi tetapi fungsi lain termasuk rekreasi. Namun pada sisi lain secara positif mendukung kehidupan sosial kampung untuk berinteraksi. Hal ini akan mendorong warga untuk membangun jalan dan mempertahankan kebersihannya. Karena berdampak pada kepentingan mereka sendiri. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di jalan mulai dari jual-beli, duduk-duduk, mengobrol, bermain, dan kebutuhan lainnya. Di beberapa kampung gang atau jalan biasa digunakan oleh warga untuk mencuci pakaian mereka karena biasanya di jalan terdapat selokan atau tempat pembuangan limbah. Sebaliknya hal negative dapat terjadi yaitu pemanfaatan jalan untuk kepentingan pribadi yang mengakibatkan terjadinya penyempitan dan ketidaknyamanan pemakai jalan.

c. Ruang antara
Ruang bersama yang tidak kalah penting di kampung ialah halaman dan teritisan rumah sebagai ruang bersama untuk ngobrol dan sirkulasi. Kepadatan dan kesesakan warga mendorong banyak aktivitas rumah tangga atau pribadi dilaksanakan di ruang bersama. Penggunaan halaman dan teritisan hanya terjadi karena pemiliknya memperkenankan untuk dipakai untuk aktivitas warga meskipun hanya sebatas ngobrol dan numpang lewat. Penggunaan ruang antara atau ruang sisa untuk sirkulasi hanya terjadi ketika ada kesadaran untuk memberikan sebagian ruang pribadinya untuk keperluan umum dan hal ini membutuhkan rasa toleransi serta kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Kesadaran semacam ini berdampak pada perilaku sopan santun dan saling menghormati antar warga.


Kampung sendiri secara tidak langsung membentuk :

• Ruang sosial
Ruang sosial terwujud dari hubungan antara manusia dengan masyarakat dan lingkungan sosial budayanya. Wujud ruang bersama sebagai ruang sosial akan mampu mendukung perilaku budaya kampung yang heterogen, kekeluargaan, dan sederhana. Hal tersebut terjadi karena ruang bersama terbentuk secara alami bersama dengan aktivitas mereka sehari-hari. Ruang bersama ( ruang public ) akan mewadahi kekuatan sosial masyarakat.

• Ruang penghubung
Ruang penghubung dalam kampung berfungsi sebagai sebuah jaringan sosial warga untuk mempertahankan eksistensi kampung dari berbagai perubahan lingkungan. Di dalamnya warga asli maupun pendatang dapat berinteraksi satu sama lain . Ruang penghubung ini direalisasikan dalam bentuk organisasi RW dan RT dan dilakukan di kantor RW sebagai wadahnya.

• Kesadaran meruang
Nilai yang terkandung dalam masyarakat kampung merupakan modal dasar sosial untuk mempertahankan diri dari adanya perkembangan sosial budaya. Warga secara alamiah masih terikat pada nilai sosial seperti kerukunan, kepedulian, kepercayaan untuk bersama-sama menghadapi tekanan eksternal maupun internal. Seiring dengan perkembangan Negara dengan berbagai konfliknya baik di sector ekonomi, sosial, budaya, dan politik menuntut warga kampung untuk bisa lebih memanfaatkan ruang secara lebih efisien. Pemanfaatan ruang sebagai tempat kontrakan dan sewa untuk berdagang atau tempat tinggal adalah salah satu representasi dari pemanfaat ruang guna memenuhi kebutuhan ekonomi warga kampung.

• Perilaku berdasarkan ruang
Kampung dibanjiri pendatang dari berbagai latar belakang sosial dan etnis. Keragaman sosial ekonomi serta mata pencaharian mulai dari tukang tambal ban, pengusaha warung, pedagang buah, hingga karyawan memerlukan ruang transisi dan alkulturasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat. Adanya ruang bersama ( ruang public) memungkinkan proses ini dapat berlangsung dengan baik. Melalui kampung ini kepadatan permukiman dan terbentuknya ruang bersama baik sebagai fasilitas keagamaan, pendidikan, dan olahraga mendorong perilaku positif sosial masyarakat di kampung. Secara alamiah warga kampung akan bertahan dengan segala modal yang ada dengan membangun kekuatan yang sudah ada.

blogger templates 3 columns | Make Money Online