Thursday, February 24, 2011

Planologi UNISSULA

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, Penyusunan Profil Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang telah selesai dilakukan. Profil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini disusun sebagai dokumen untuk memberikan penjelasan tentang program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Profil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini dibuat berdasarkan lima materi, yaitu Identitas Jurusan, Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan, serta Infrastruktur dan sumberdaya manusia yang dimiliki, Prospek dan peluang kerja.

Dengan menyadari ketidaksempurnaan yang ada pada penyusunan Profil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota UNISSULA ini, maka saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan di masa mendatang. Mudah-mudahan dokumen Profil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota UNISSULA ini dapat melengkapi informasi dan memenuhi harapan program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik UNISSULA.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sekilas Tentang Planologi UNISSULA
Pada tahun 1998 berdiri Program Studi (PS) Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Terdaftar di Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) berdasarkan nomor SK Pendirian 13/DIKTI/Kep/1998, tanggal SK 14 Januari 1998, pejabat penandatangan SK Bambang Suhendro (Direktur Jendral Pendidikan Tinggi). Pada tahun 2005 Program Studi PWK Unissula berhasil memperoleh penghargaan status terakreditasi B dari BAN PT Depdiknas RI Nomor 017/BAN-PT/Ak-IX/S1/X/2005, tanggal 13 Oktober 2005.

Visi Program Studi
Sebagai Lembaga Islam terkemuka dalam melahirkan generasi khaira ummah, mengembangkan peradaban ilmu dasar dan aplikasi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, membangun kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang diridhai Allah SWT.


Misi Program Studi
Menyelenggarakan pendidikan tinggi Islam yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal, dengan;
a. Mengembangkan aplikasi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dilandasi ajaran Islam,
b. Mendidik dan mengembangkan sumber daya insani pada semua strata pendidikan tinggi pada bidang ilmu Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan kader-kader ulama taffaqquh fiddin, dengan mengutamakan kemuliaan akhlak, kecendekiawanan dan kepakaran, wawasan lingkungan, serta kemampuan melaksanakan tugas kepemimpinan umat dan dakwah,
c. Mengembangkan gagasan, kegiatan dan kelembagaan sesuai dengan pengembangan dan rekonstruksi ilmu,
d. Berperan aktif dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan peradaban Islam menuju masyarakat madani yang diridhai Allah SWT.



Tujuan

1. Terselenggaranya dinamika proses dan tercapainya hasil rekonstruksi dan pengembangan ilmu dasar dan aplikasi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota atas dasar Islam, secara terus menerus dan berkelanjutan,
2. Menghasilkan cendekiawan, pakar, dan ulama taffaqquh fiddin, sebagai pendidik dan pejuang muslim yang tangguh pada era kompetisi global, berakhlak mulia, menguasai nilai-nilai dasar Islam dan Islam untuk disiplin ilmu, berwawasan lingkungan, dan karya-karyanya senantiasa dilandasi oleh pemikiran Islam, serta mampu melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan umat dan dakwah,
3. Menghasilkan lulusan pada semua strata pendidikan tinggi pada bidang ilmu Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan ulama taffaqquh fiddin, yang berakhlak mulia, menguasai ipteks dan bahasa Inggris dan atau bahasa Arab berstandar tertinggi pada levelnya, berwawasan lingkungan dan siap melaksanakan tugas kepemimpinan umat dan dakwah,
4. Menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan memiliki kekhasan dibandingkan dengan alumni dari lembaga lain dalam era pasar bebas,
5. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepekaan terhadap perkembangan bidang Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota khususnya dan teknologi pada umumnya serta tanggap terhadap masalah lingkungan.

Pendidikan dan Pengajaran
Bentuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran terdiri atas:
- perkuliahan
- asistensi, tutorial
- penugasan matakuliah,
- praktikum matakuliah
- kegiatan studio
- kerja praktek,
- kuliah kerja lapangan,
- kuliah pengabdian masyarakat
- bimbingan Tugas Akhir



Kurikulum
Kurikulum pendidikan Sarjana Teknik Prodi PWK Unissula jenjang S1 adalah 8 semester yang dikelompokkan dalam 5 kelompok matakuliah, yaitu
1. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)
2. Mata Kuliah Kelilmuan dan Keterampilan (MKKK)
3. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB)
4. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKKB)
5. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MKBB)
Dengan total Satuan Kredit Semester (SKS) sebanyak 148 SKS terdiri atas:
a. Matakuliah wajib = 142 SKS
b. Mata kuliah pilihan = 6 SKS
Jumlah = 148 SKS
Matakuliah pilihan sebanyak 10 sks (5 mata kuliah) dipilih 3 mata kuliah.
Jumlah matakuliah dengan tugas/Praktikum sebanyak 13 Matakuliah (berkode P):
1. Praktikum Teknologi Informasi
2. Praktikum Komputer Perencanaan
3. Praktikum Sistem Informasi Perencanaan
4. Studio I. Perencanaan Kota
5. Studio II Perencanaan Wilayah
6. Studio III Perancangan Kota
7. Praktikum Dasar Arsitektur Kota
8. Praktikum Ilmu Ukur Tanah
9. Praktikum Perencanaan Tapak
10. Gambar Teknik Perencanaan
11. Kolokium
12. Seminar Proyek Akhir
13. Tugas Akhir
Nomor 1 sampai dengan 10 mahasiswa diberikan surat puas setelah selesai praktikum.

PROFESIONAL EXPERT
Bidang Keahlian
Program studi Teknik PWK Unissula mempunyi 5 (lima) bidang keahlian, yaitu:
1. Perencanaan Kota
2. Perencanaan wilayah
3. Perancangan Kota
4. Perencanaan Pesisir
5. Pengelolaan Kota dan wilayah

Kompetensi Kurikuler
Kompetensi kurikuler dalam Program Studi Teknik Planologi meliputi kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain.

Kompetensi Utama
Kompetensi utama dalam Program Studi Teknik Planologi terdiri dari bidang keahlian perencanaan kota dan bidang keahlian perencanaan wilayah. Selain 2 (dua) kompetensi utama tersebut, mahasiswa diberi kebebasan memilih tambahan kompetensi utama di bidang perancangan kota, keahlian perencanaan wilayah. Selain 2 (dua) kompetensi utama tersebut, mahasiswa diberi kebebasan memilih tambahan kompetensi utama di bidang perancangan kota, perancangan tata ruang laut, dan pengelolaan pembangunan kota dan wilayah.
a. Bidang Keahlian Perencanaan Kota
Mampu memahami dan menyusun rencana tata ruang kota-kota kecil, menengah dan kota besar, mulai dari menyusun arah kebijaksanaan pengembangan kota, struktur kota, perencanaan tata guna lahan kota yang ramah lingkungan, rencana distribusi fasilitas kota, rencana penataan bangunan, rencana sistem transportasi kota, rencana sistem utilitas, program pembangunan, prioritas pembangunan, rencana kelembagaan dan sistem pengendalian tata ruang.
b. Bidang Keahlian Perencanaan Wilayah
Mampu menyusun perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, propinsi maupun nasional, meliputi arah kebijaksanaan pengembangan wilayah, struktur perwilayahan, perencanaan pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya yang ramah lingkungan, rencana sistem hirarki kota-kota, rencana sistem transportasi wilayah, rencana sistem utilitas wilayah, program pembangunan, prioritas pembangunan, rencana kelembagaan dan sistem pengendalian tata ruang.
Selain kompetensi utama di atas, mahasiswa diberi kebebasan memilih tambahan kompetensi utama di bidang :
a. Perancangan Kota
Mahasiswa mampu menyusun rancang kota yang baik meliputi perancangan tapak perumahan, perdagangan, industri, wisata dan fungsi-fungsi lain.
b. Perencanaan Tata Ruang Pesisir
Mahasiswa mampu menyusun perencanaan tata ruang kepulauan meliputi pengembangan ekonomi pesisir dan kepulauan, rencana kebutuhan infrastruktur pesisir dan kepulauan, pemanfaatan ruang pesisir dan kepulauan, pengembangan masyarakat kepulauan, program pembangunan, prioritas pembangunan, rencana kelembagaan dan sistem pengendalian ruang kepulauan.
c. Pengelolaan Pembangunan Kota dan Wilayah
Mahasiswa mampu menyusun rencana pengelolaan kota dan wilayah secara baik, berdasarkan pendekatan partisipatif dan lokalitas kewilayahan, mulai dari penyusunan rencana, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dengan mempertimbangkan aspek ekonomi kota dan wilayah.

Kompetensi Pendukung
Kompetensi pendukung dalam Program studi Teknik Planologi terdiri dari penyusunan sistematika data untuk perencanaan, perencanaan transportasi, perencanaan perdesaan, ekonomi wilayah dan kota, community development, permukiman, prasarana wilayah dan kota, perencanaan kawasan, dan pembiayaan pembangunan.
a. Penyusunan Sistematika Data Untuk Perencanaan
Mahasiswa mampu menyusun data untuk perencanaan dengan baik , baik manual maupun dengan menggunakan sistem informasi geografis, mengenal asal mula pengembangan sistem informasi geografi, prinsip-prinsip umum,konsep dasar, ide-ide, kecenderungan dan masa depan mengenai SIG, terutama yang berkaitan dengan bidang perencanaan yang kemudian disebut dengan Sistem Informasi Perencanaan.
b. Perencanaan Transportasi
Mahasiswa mampu menyusun sistem transportasi kota dan wilayah, mulai dari perencanaan sarana dan prasarana transportasi, pemilihan moda, pemilihan jalur, pengelolaan transportasi, sistem pemarkaan, angkutanumum, dan rencana kebutuhan sistem organisasi di bidang transportasi.
c. Perencanaan Perdesaan
Mahasiswa mampumenyusun arah kebijaksanaan pengembangan kawasan perdesaan, struktur kawasan perdesaan, perencanaan tata guna lahan kawasan perdesaan yang ramah lingkungan, rencana distribusi fasilitas kawasan perdesaan, rencana sistem transportasi kawasan perdesaan, rencana sistem utilitas, program pembangunan, prioritas pembangunan, rencana kelembagaan dan sistem pengendlian tata ruang.
d. Ekonomi Wilayah dan Kota
Mahasiswa mengetahuidan memahami serta dapat menjelaskan masalah ekonomi perkotaan dan wilayah dan hal-hal lain yang terkait investasi, serta mampu menyusun arahan pengembangan dan pengelolaan ekonomi kota wilayah dan kota. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu menyusun evaluasi dan dapat menganalisa hasil-hasil perencanaan yang telah dilakukan oleh perencana dengan menggunakan metode, konsep dan system yang sesuai untuk masing-masing kegiatan evaluasi.
e. Community Development
Mampu mengidentifikasi pemberdayaan masyarakat yang ada, menguasai Metode dan Teknik pengembangan masyarakat serta mampu menyusun perencanaan pengembangan masyarakat yang partisipatif.
f. Permukiman
Menguasai konsep teknis perumahan dan permukiman, menyusun rencana penyediaan perumahan untuk masyarakat, dan pengadaan perumahan berbasis masyarakat.
g. Prasarana Wilayah dan Kota
Mampu merencanakan system prasarana utama kota air bersih, persampahan, drainase dan sumur resapan, drainase, prasarana irigasi, kelistrikan dan prasarana transportasi secara komprehensif dan terpadu sesuai dengan kondisi kota atau wilayah rencana.
h. Perencanaan Kawasan
Menguasai perencanaan dan perancangan kawasan, meliputi strategi/arahan perancangan, penerapan konsep, dan perancangan kawasan.
i. Pembiayaan Pembangunan
Menguasai Mekanisme Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan, Anggaran Berbasis kinerja, Sumber-sumber Pendapatan Daerah tk. I / Tk II, Mekanisme Peren dan Pembiayaan Pembangunan, Bentuk Kerjasama, Kemitraan yang telah dilaksanaan, bantuan luar negeri, Analisis Sumber Keuangan, Penyusunan Anggaran Satuan Kerja, Tata Cara Pelaksanaan Anggaran.

Kompetensi Lain
Kompetensi lain dalam Program Studi Teknik Planologi selain sebagai pelengkap kompetensi utama dan kompetensi pendukung, juga dimaksudkan untuk menmbah bekal dan wawasan mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi yang meliputi Kewirausahaan, Bahasa Inggris, dan Kapita Selekta.
a. Kewirausahaan
Mampu mengambil keputusan pilihan profesi jangka pendek maupun jangka panjang secara mandiri.
b. Bahasa Inggris
Mampu menulis dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, serta memiliki prasyarat minimal penguasaan bahasa Inggris untuk melanjutkan studi pada tahap lanjut.
c. Kapita Selekta
Memberikan pengkayaan dan wawasan luas kepada mahasiswa dalam mendukung Ilmu keplanologian.

Wednesday, February 23, 2011

Konsep Hijau

Hijau’ sedang menjadi isu global, sampai-sampai menjadi ikon beberapa aktivis bahkan perusahaan dengan istilah ‘go green’. Isue ini semakin menjadi strategis seiring dengan perkembangan pembangunan perkotaan di seluruh dunia.
Saya sangat mengapresiasi langkah progresif ini, dan berharap kita tidak latah dengan jargon tersebut ex: go green, green city, green building, green campus, dll. Langkah pertama kita adalah mencoba menarik dari ‘bahasa langit’ tersebut menjadi ‘membumi’.
Dalam kasus studi bagaimana membuat kampus yang hijau, kita bisa menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan hijau dalam arti sempit dan hijau dalam arti luas. 

1. Hijau dalam arti Sempit
Secara mudah dapat kita artikan sebagai bagaimana membuat kampus menjadi hijau. Paling mudah adalah dicat menjadi hijau. Just kidding.
Bagaimana membuat hijau dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Membuat ‘JALUR HIJAU’ dan ‘RUANG HIJAU’ sebagai pembentuk STRUKTUR RUANG KAWASAN
Struktur ruang kawasan terdiri dari 2, yaitu
  • Kerangka Utama Kawasan
PR buat kita adalah “bagaimana jalur hijau menjadi pembentuk kerangka utama kawasan”, langkah awal adalah dengan memetakan bentuk kerangka kawasan kampus kita, setelah itu kita ber’metafora’ dengan vegetasi, yaitu membuat vegetasi dapat bercerita sesuai dengan karakternya. Caranya adalah menempatkan vegetasi sesuai dengan karakternya, seperti yang kita tau vegetasi kan memiliki sifat dan fungsi yang berbeda-beda dari mulai ground cover, pengarah, peneduh, barrier, dsb.
Nah disini main of the gamenya, biasanya kita membuat kawasan menjadi berpola grid, concentris radial, loop, dll dengan menggunakan jalan sebagai kerangka, sekarang kita menggunakan rangkaian jalur hijau sebagai pembentuknya.
Kita coba bayangkan kalo kita menggambar peta menggunakan CAD dan hanya layer vegetasi yang dihidupkan, maka akan terbentuk kerangka kawasan dan kita dapat dengan mudah menyimpulkan bentuk kawasan tersebut apakah grid, radial, loop, dsb. Semakin mudah kita menyimpulkana, artinya kita semakin sukses dalam membentuk kerangka hijau kawasan.
  • Ruang Utama Kawasan
Pembentuk ruang yang kedua adalah ruang utama. Suatu struktur ruang dikatakan benar adalah jika ruang-ruang utama kawasan terkases kerangka utama. Pertama harus kita petakan ruang utama eksisting maupun rencana di kampus kita terlebih dahulu.
Nah untuk konsep hijau ini, bagaimana ruang-ruang utama kampus menjadi hijau yang berpola, tentunya dengan pengaturan layout perletakan vegetasi sesuai dengan fungsinya.
Kita coba bayangkan dulu secara 2D di CAD, kalo kita matikan semua layer dan hanya layer jalur hijau dan ruang utama saja yang kita aktifkan, akan terbentuk pola ruang (pattern of site) meskipun tanpa ada bangunan dan jalan di peta tersebut. Saya punya pemikiran bahwa sekumpulan vegetasi dapat menjadi pembentuk morfologi kawasan. Selama ini kan bentukan ruang (morfologi) ditentukan berdasarkan site (tapak) bangunan. Kita coba out of the box deh...

b. Membuat hijau bangunan
Berikutnya adalah membuat hijau bangunan sebagai pengisi ruang utama kawasan kampus kita. Green building secara sempit dapat diartikan sebagai bangunan yang hijau sedangkan untuk arti luas akan saya tulis di poin berikutnya.
Bangunan yang hijau adalah bangunan yang memiliki banyak vegetasi. Di Jakarta saya pernah mempunyai pengalaman mengurus perijinan untuk pembangunan rumah susun, ternyata di Dinas Pengawasan Dan Penataan Bangunan, disana saya direkomendasikan untuk membuat roof garden, iya betul sekali, atap yang flat dibuat menjadi taman dan itu sudah menjadi aturan di DKI. Saya bertanya selain itu apalagi untuk mewujudkan green building secara sempit? Jawabannya adalah vegetasi yang merambat di bangunan (untuk bangunan tinggi).
Nah dari pengalaman itu bisa saya simpulkan untuk membuat green building adalah dengan membuat taman diatas atap yang flat dan menghiasi dinding bangunan dengan vegetasi merambat.
Selain itu untuk fungsi linkage antar building dibuat koridor hijau, bisa dengan bentuk pergola yang ditanami vegetasi rambat diatasnya, atau hanya koridor pengarah saja. Ex: antara gedung teknik dengan hukum disambungkan dengan koridor hijau, serta dengan gedung-gedung lain.

2. Hijau dalam arti Luas
Saat ini kan sedang hangat-hangatnya isu global warming dan sustainable development. Nah hijau disini adalah bagaiman kita bisa menjawab tantangan itu yang diejawantahkan dalam desain ruang (sesuai ilmu kita). Selain itu konsep hijau adalah seimbang secara ekologis, sosial budaya, dan ekonomi.
Berdasarkan pemahaman saya ada beberapa poin yang pernah saya lakukan untuk menjawab isu tersebut dalam beberapa pekerjaan, diantarnya adlah:
  1. Membuat sistem drainase vertikal untuk skala paling kecil adalah sumur biopori, skala agak besar adalah dengan bak resapan, dan kala yang luas adalah retention pond (semacam polder).
  2. Langkah ini dapat menjawab isue sustainable development, biar bentuknya bagus dan indah dapat kita kombinasikan dengan konsep taman, misalmya bak resapan kita kombinasikan dengan taman diatasnya.
  3. Bak resapan itu seperti suatu area yang kita angkat top soilnya terus ditata dengan batu belah, pasir dan ijuk dan ditutup dengan tanah diatasnya.
  4. Atau yang lebih advance lagi bagaimana menata kawasan dengan waterscape (taman air). Jadi fungsi resapan dan estetika dapat berjalan secara simultan.
  5. Membuat Ground Cover dengan sifat porositas yang tinggi, misalnya dengan rumput atau grass blok. Diharapkan akan semakin banyak air larian (Run off) yang terserap ke dalam tanah. Semakin masive ground cover semakin tidak direkomendasikan, contohnya paving blok, betonisasi, atau aspal.
  6. Membuat Desain Bangunan yang Ramah Lingkungan (environmental friendly), dapat dilakukan dengan membangun desain bangunan yang sesuai untuk iklim tropis (biasanya jurainya lebar, banyak bukaan, ketinggian antar lantai cukup tinggi, mengarah pada arah datang angin, tidak menghadap arah datang matahari, dsb), sehingga dapat meminimalkan penggunaan mekanikal elektrikal seperti AC, listrik, dll.
  7. Menerapkan Teknologi ramah lingkungan, misalnya dengan solar cell (tenaga matahari) untuk electricity, IPAL sehingga grey water sudah retatif aman untuk lingkungan, bak resapan, dsb.

Beberapa ide yang muncul berdasarkan pemahaman diatas terkait dengan pengembangan desain kampus yang hijau diantaranya adalah:
  1. Mengembangkan konsep sirkulasi di dalam lingkungan kawasan yang ramah lingkungan yaitu dengan pejalan kaki atau kendaraan tidak bermotor. Motor tidak boleh masuk sampai di dalam lingkungan kampus.
    Kesalahan kampus kita adalah kendaraan bermotor dapat mengakses sampai ke dalam kampus, menurut hemat saya itu bertentangan dengan konsep hijau. Saya pernah masuk UKSW Salatiga, sepertinya mereka menerapkan pembatasan akses kendaraan bermotor di dalam lingkungan kampus.Nah setelah kita batasi area sirkulasi kendaraan bermotor, untuk konsep sirkulasi internalnya bisa kita desain dengan konsep pedestrian mall atau semi pedestrian mall yang dikombinasikan dengan taman dan jalur hijau. Bener-bener surga bagi penjalan kaki.Mungkin terdapat jalur khusus untuk kendaraan bermotor yaitu untuk fungsi service dengan penyediaan service road.
  2. Mendesain struktur kawasan dengan jalur hijau dan ruang terbuka hijau
    Mendesain pattern of site dengan menggunakan vegetasi (jalur hijau) dan mendesain morfologi ruang utama dengan vegetasi (misal menjadi bunder, kotak, atau segitiga) tidak dari bangunan tapi dari vegetasi. Selain itu bisa kita kobinasikan dengan waterscape atau blueplan kawasan misalnya dengan model long storage, danau, kolam retensi, dsb.Yang paling penting linkage antar bangunan menggunakan koridor hijau. Kita desain yang semenarik mungkin.
  3. Mengarahkan desain bangunan yang ramah lingkungan
    Memberikan guidance pembangunan building di dalam kawasan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya dengan roof garden, vegetasi merambat, dsb.Untuk bangunan yang belum terbangun bisa diberikan panduan pembangunan dengan mengarahkan desain yang sesuai dengan iklim tropis, ramah lingkungan, dan energy saver.
  4. Memperkenalkan program-program ramah lingkungan yang lebih advance
Mulai menerapkan program-program yang sudah ditulis di poin-poin sebelumnya sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

Bro & Sist’s ini hanya pemahaman saya terhadap konsep hijau, masih sangat terbatas dan masih perlu dikembangkan lagi. Mohon masukan dan saran.
Untuk temen-temen yang sedang menyusun RTBL dan saya denger ada yang mau desain kampus kita menjadi hijau, tolong dipahami dulu konsep hijau kawasan dan konsep hijau bangunan. Setidaknya 4 poin diatas dapat dijadikan grand skenario penataan kawasan kampus yang hijau.
Setelah tersusun skenario besarnya (grand skenario = 4 poin tersebut) baru dapat kita terjemahkan ke dalam elemen-elemen perancangan kota seperti tema kawasan, space use plan, sirkulasi dan parkir, street furniture, aktifitas pendukung, PSU, landscape dan waterscape, konservasi dan preservasi, dll.
Kesalahan terbesar dalam RTBL adalah mendesain secara detil secara sektoral terlebih dahulu tanpa menyusun konsep dan skenario makro terlebih dahulu. Akhirnya semacam kehilangan arah dan tidak punya ‘TASTE’.
Perlu diinget RTBL tidak hanya desainnya bagaimana, tapi kenapa bisa muncul desain itu serta bagaimana mewujudkannya, itu yang akan menjadi kekuatan perencanaan kita.
Dulu waktu semester VI dan saat mendapatkan tugas RTBL, saya melakukan kesalahan besar, yaitu langsung fokus ke desain elemen street furniture (latah ngikutin temen-temen), akhirnya produk saya tidak punya ‘taste’. Semoga kesalahan saya ini tidak terjadi pada teman-teman semua.
RTBL memiliki output penataan yang bersifat kuratif dan antisipatif, jadi sebagai designer kawasan kita harus lebih ‘gila’ dalam berimaginasi, tapi tetap berpijak pada konsep dan logical framework tentunya.
Kuratif artinya menyelesaikan permasalahan yang sudah ada, nah disitu kita bisa menggunakan konsep demolisi, adaptive, konservatif, dll. Sedangkan antisipatif lebih kepada arahan pengendalian bagaimana biar tidak terjadai permasalahan-permasalahan di masa yang akan datang.
Selain program fisik juga terdapat program nonfisik dan kelembagaan untuk mengatur pelaksanaan pembangunan kawasan.
Seluruh program yang sudah disusun terus ditahapkan menjadi 5 tahunan (biasanya disebut RPJM). Nah pentahapan itu didasarkan pada sekuensial dan keterbatasan biaya yang dimiliki.

Mohon maaf apabila ada kekeliruan, narasi ini hanya bersifat basic idea banyak celah yang bisa dikembangkan.


Semoga bermanfaat…
Tetap semangat, tetap sehat, tetap berkarya
Semoga menjadi Planner yang lebih punya ‘TASTE’

By. Adit, planologi UNISSULA

blogger templates 3 columns | Make Money Online